Mewarisi Darah Ulama Besar

19

Sosok Paman

Selain pengaruh yang kuat dari ayahnya sendiri, Gus

Yahya juga memiliki kedekatan yang sangat kental dengan

pamannya, KH. Ahmad Mustofa Bisri yang merupakan

adik kandung Kiai Cholil. Pamannya, yang lebih dikenal

dengan sebutan Gus Mus, memiliki peran penting dalam

perkembangan kepribadian dan karier Gus Yahya,

termasuk kedekatannya Gus Yahya dengan Gus Dur dan

kiprahnya di kancah internasional.

Gus Mus saat ini adalah pengasuh Pondok Pesantren

Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, melanjutkan peran

Kiai Cholil. Selain dikenal sebagai ulama, Gus Mus juga

dikenal luas sebagai sastrawan dan budayawan. Ia belajar

agama dari sejumlah pesantren. Gus Mus pernah mondok

di Pesantren Lirboyo, Kediri, yang diasuh oleh KH. Marzuqi

dan KH. Mahruz Ali. Seperti kakaknya, ia juga pernah

merasakan mondok di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, di

bawah bimbingan Kiai Ali. Selain itu, Gus Mus juga pernah

belajar di Universitas Al Azhar bersama ulama-ulama besar

lainnya seperti KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan

Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, M.A (Gusmus.net, n.d.).

Ia dikenal memiliki kedekatan yang sangat erat dengan

dua tokoh tersebut. Kelak, Gus Mus memiliki peran yang

sangat penting dalam menghubungkan Gus Yahya dengan

Gus Dur.

Dalam struktur kepemimpinan NU, Gus Mus pernah

menempati posisi tertinggi menjadi Rais Aam Pengurus

Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggantikan posisi Dr.

(HC). KH. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh yang wafat

pada 2014 (Auliani, 2014) dan menolak untuk dipilih

kembali untuk posisi yang sama pada Muktamar NU ke-